Luar Biasa, Indonesia Sekarang Punya Pabrik Nikel Sulfat Terbesar di Dunia

- Kamis, 1 Juni 2023 | 19:22 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto berfoto bersama Bupati Halsel, Usman Sidik dan sejumlah direksi PT Halmahera Persada Lygend dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk seusai meresmikan operasi pabrik nikel sulfat PT HPL di Pulau Obi, Halmahera Selatan,  (Harita Nickel)
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto berfoto bersama Bupati Halsel, Usman Sidik dan sejumlah direksi PT Halmahera Persada Lygend dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk seusai meresmikan operasi pabrik nikel sulfat PT HPL di Pulau Obi, Halmahera Selatan, (Harita Nickel)

JAKARTADAILY.ID - Keinginan pemerintah Indonesia untuk menjadi pionir di industri hilirisasi nikel demi mendorong ekosistem kendaraan listrik tidak lagi sekadar wacana. Harita Nickel lewat unit bisnisnya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) afiliasi bisnis dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) meresmikan operasional produksi nikel sulfat pertama di Indonesia. Menariknya, ini merupakan pabrik nikel sulfat terbesar di dunia.

Peresmian operasi produksi nikel sulfat berkapasitas 240 ribu ton per tahun itu, dilakukan di kawasan operasional Harita Nickel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Rabu, 31 Mei 2023.

Nikel sulfat sendiri merupakan bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik.

Peresmian operasi produksi nikel sulfat ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto dilanjutkan dengan peninjauan operasional produksi nikel sulfat di pabrik dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) PT HPL. Acara peresmian tersebut dihadiri Bupati Halmahera Selatan, Usman Sidik serta jajaran manajemen Harita Group dan Lygend Resources Technology Co. Ltd.

Baca: Pertama di Indonesia, NCKL Sukses Produksi Bahan Baterai Kendaraan Listrik Nikel Sulfat

Direktur PT Halmahera Persada Lygend, Tonny H. Gultom menyatakan Harita Nickel melalui PT HPL yang berkolaborasi dengan Lygend Resources Technology Co Ltd, kembali mencatatkan sejarah baru setelah di Juni 2021 menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik dan menjadi industri pionir di Indonesia.

"Kami kembali menancapkan tonggak sejarah baru di mana Bapak dan Ibu sekalian akan menjadi saksi peresmian dari pabrik nikel-sulfat (NiSO4.6H2O) yang juga diproduksi PT Halmahera Persada Lygend," kata Tonny dalam keterangan yang diterima Jakarta Daily, Kamis, 1 Juni 2023.

Pabrik nikel sulfat yang berdiri di Pulau Obi ini, menurut Tonny akan menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksinya sekaligus menjadi yang terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi.

"Dalam hal kapasitas produksi NiSO4, Perseroan akan terus melakukan penyempurnaan dan meningkatkan kapasitasnya hingga mencapai 240.000 metrik ton per tahun dengan kandungan nikel metal 54.000 ton per tahun, dan ditargetkan tercapai pada pertengahan kuartal II tahun 2023," ungkap Tonny.

Ekspor perdana nikel sulfat rencananya akan dilakukan pada Juni 2023.

Tonny melanjutkan bahwa di Pulau Obi yang kaya mineral ini, Harita Nickel konsisten membangun industri pertambangan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. Dimulai dari pertambangan pada tahun 2010 melalui PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Harita Nickel telah menerjemahkan apa yang menjadi amanat dari pemerintah akan semangat hilirisasi.

Baca: Laba Bersih NCKL Melesat 137 Persen Menjadi Rp4,7 Triliun di Tahun 2022

Sejak tahun 2015, Harita Nickel telah melakukan hilirisasi melalui pengolahan nikel kadar tinggi (saprolit) melalui PT Megah Surya Pertiwi dengan empat jalur produksi feronikel.

"Di tahun 2018, kami memulai membangun hilirisasi pengolahan nikel kadar rendah limonit yang selama ini diperlakukan sebagai over-burden (batuan sisa) Mixed Hydroide Precipitate," kata Tonny.

Halaman:

Editor: Bona Cipto Ventura

Tags

Terkini

X