JAKARTADAILY.ID - Hingga Juli 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia meningkat signifikan hingga 26 persen.
Angka peningkatan tersebut berasal dari penambahan jumlah pelanggan sebanyak 5.926 pada Juli 2022 menjadi 7.472 pelanggan per Juli 2023.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, saat peringatan deklarasi Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) ke-6, di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 15 September 2023.
Menurutnya, tuntutan pasar yang semakin kuat akan penggunaan produk hijau mendorong sektor komersial dan industri mulai beralih menggunakan energi terbarukan, salah satunya PLTS Atap.
Karenanya, Xurya sebagai salah satu perusahaan bidang energi baru dan terbarukan serta mempelopori metode Rp0,- dalam pembiayaan PLTS Atap, kembali mendukung peringatan deklarasi GNSSA tersebut.
Baca Juga: Kisah dan Peranan Dua Pekerja Perempuan Pertamina Mendukung Ketahanan Energi Lewat MNK Blok Rokan
GNSSA adalah sebuah gerakan yang dideklarasikan pada tanggal 13 September 2017 lalu oleh dua kementerian, berbagai asosiasi energi terbarukan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Institute of Essential Services Reform (IESR).
Gerakan ini bertujuan mendukung Kebijakan Energi Nasional, yaitu tercapainya 23% penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) pada tahun 2025.
Caranua, mendorong dan mempercepat pembangunan pembangkit listrik surya atap di perumahan, fasilitas umum, gedung perkantoran dan pemerintahan, bangunan komersial, dan kompleks industri.
Sejak dideklarasikan hingga sekarang, sudah lebih dari 50 badan usaha di Indonesia mendukung gerakan ini. Ide dan target GNSSA sendiri berdasarkan target 23% bauran energi terbarukan di 2025, dimana PLTS ditargetkan berkontribusi 6,5 GW.
"PLTS Atap yang belum jadi sumber energi mainstream harus dapat menjadi berkontribusi. Karena perlu pertumbuhan yang masif, kami mendorong gerakan ini," ujar Fabby, yang juga deklarator GNSSA.
Dengan demikian target 1 GW di 2020 lalu, dapat terwujud oleh gerakan rakyat yang memasang PLTS Atap di atap bangunan rumah, kantor, dan industri. Selain itu, gerakan ini juga menciptakan peluang usaha dan kesempatan investasi bagi energi terbarukan.
"Saya berharap kita dapat menggaungkan gerakan ini kembali supaya menjadi gerakan yang dapat mendukung transisi energi di Indonesia dan menjadikan PLTS sebagai kontributor utama dalam upaya percepatan melakukan transisi energi,” imbuhnya.
Artikel Terkait
Jokowi Bertemu Presiden Prancis Macron, Bahas Komitmen Prancis di Proyek Transisi Energi, Investasi di IKN
Dua Tahun Perjalanan, Pertamina Hulu Energi Berhasil Produksi Minyak 1 Juta Barel Per Hari
Serius Kembangkan Transisi Energi, PLN Kembali Kirimkan Pegawai Belajar ke Luar Negeri