Puro Mangkunegaran memiliki belasan koleksi gamelan. Adapun koleksi gamelan itu antara lain Kyai Kanyut Mesem, Kyai Lipur Sari, Kyai Seton, Kyai Pamerdasih, Kyai Udan Asih, Kyai Nogo Limo, Kyai Precet, Kyai Tombo Ning, Kyai Udan Arum, Kyai Windu Segoro, Kyai Basworo, dan Kyai Mardiswara.
Gamelan- gamelan tersebut disimpan di empat tempat yang berbeda. Lima gamelan disimpan di Pendopo Ageng, dua di Kemantren Langen Projo, satu di bangsal Prangwedanan, sedangkan lainnya di Gedong Gamelan.
Meski usianya beragam, gamelan- gamelan yang terbuat dari perunggu tersebut memiliki keunggulan karena tanpa alat pengeras tambahan, suaranya sangat jernih dan enak didengar.
Baca Juga: Hari Layang – layang Internasional, Erick Thohir: Jalanilah Hidup Dengan Seimbang, Seperti Layangan
Di bangunan Pendhapa Ageng disimpan gamelan pusaka dan legendaris, antara lain: Kyai Kenyut Mesem, Kyai Seton, dan Kyai Lipur Sari. Kyai Lipur Sari merupakan gamelan terbaru.
Gamelan ini ditabuh setiap hari Rabu untuk mengiringi latihan tari dan seni pertunjukan bagi wisatawan. Gamelan berikutnya bernama Kyai Seton.
Gamelan ini berumur 100 tahun lebih. Kyai Seton ditabuh pada hari Sabtu untuk mengiringi upacara- upacara adat.
Selanjutnya gamelan paling sakral bernama Kyai Kenyut Mesem. Gamelan ini merupakan peninggalan Kerajaan Demak.
Kyai Kenyut Mesem untuk mengiringi upacara kenaikan tahta dan tari- tarian sakral. Gamelan ini masih asli, hanya kulit kendang yang diganti secara berkala.
Baca Juga: Diapit Ganjar dan Erick, Rais Aam PBNU Puji Panitia Porseni Sebagai Top Markotop
Kyai Kenyut Mesem pernah digunakan untuk mengiringi Gusti Raden Ayu (GRAy) Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani menari di pernikahan Putri Juliana di Belanda dengan cara ditabuh di pendapa dan disender langsung melalui radio.
Selain ketiga gamelan pusaka, beberapa koleksi gamelan milik Puro Mangkunegaran juga memiliki keistimewaan. Seperti Kyai Basworo, Kyai Pamedarsih, Kyai Windu Segoro untuk menyambut tamu- tamu resmi istana.
Sementara, gamelan Kyai Udan Asih dan Kyai Udan Arum ketika itu ditabuh sewaktu terjadi masa kekeringan diiringi doa bersama agar hujan turun. Gamelan Kyai Mardiswara memiliki keunikan karena tabung gamelan terbuat dari kaca kristal dari Jerman.
Museum
Museum Puro Mangkunegaran berada di dalam kompleks istana Mangkunegaran. Museum ini menyimpan koleksi benda-benda bersejarah milik Puro Mangkunegaran yang dikumpulkan sejak tahun 1926.
Artikel Terkait
Wisata Terdekat, Uya Kuya Pergoki Erick Thohir Santap Roti Sobek Durian Binjai
Wisata Terdekat, Erick Thohir Rekomendasikan Bawal Hitam Medan
Setelah Deli Serdang, Kini di Langkat, Erick Thohir Minta Minyak Makan Merah Diproduksi Massal
Revitalisasi Pura Mangkunegaran, Erick Thohir Yakin Solo Jadi Kota Wisata Berkelanjutan
Di Saat Rabindranath Tagore Mengagumi Puro Mangkunegaran