FIFA Tolak Permintaan Denmark Kenakan 'Seragam Kontroversial' di Piala Dunia 2022

- Jumat, 11 November 2022 | 16:54 WIB
Seragam Denmark untuk Piala Dunia 2022 yang mereka sebut pro Hak Asasi Manusia. (footballfashion.org)
Seragam Denmark untuk Piala Dunia 2022 yang mereka sebut pro Hak Asasi Manusia. (footballfashion.org)

JAKARTADAILY.ID - Piala Dunia 2022 yang akan berlangsung di Qatar pada 20 November hingga 18 Desember, menjadi turnamen "paling bermasalah" yang pernah ada. Masalah di Piala Dunia 2022 Qatar bukan mengenai keamanan atau kesiapan infrastruktur, melainkan datang dari luar lapangan.

Kelompok yang mengatasnamakan hak asasi manusia terus mendesak FIFA dan tuan rumah Qatar untuk "mematuhi" hak asasi manusia, diantaranya untuk memfasilitasi kaum LGBTQ dan persoalan para pekerja migran.

Denmark, salah satu peserta yang tergabung di Grup D, bersama Prancis, Australia dan Tunisia, telah merilis seragam baru mereka untuk di Piala Dunia 2022. Seragam baru ini dinilai 'kontroversial' karena memburamkan logo DBU (Federasi Sepak Bola Denmark) dan apparel Hummel. Sehingga seragam utama tampak seperti warna merah polos dan seragam ketiga berwarna hitam polos.

Seragam tersebut memiliki kerah yang "kencang" dan warna hitam mewakili "warna berkabung" untuk memprotes tuan rumah Qatar atas masalah hak asasi manusia.

Baca: FIFA Serukan 32 Tim di Piala Dunia 2022 Tidak Menyeret Sepak Bola ke Pertempuran Ideologi

Denmark pun meminta agar tim nasional mereka bisa mengenakan seragam yang mereka sebut pro-hak asasi manusia, termasuk dalam sesi latihan. Namun permintaan tersebut ditolak oleh FIFA.

Badan sepak bola dunia (FIFA) telah menegaskan melarang semua pesan politik dan meminta tim yang bertanding untuk fokus kepada sepak bola, menyusul peningkatan kecaman dari kelompok HAM.

FIFA telah mengeluarkan aturan bahwa peralatan tim yang tampil di Piala Dunia 2022, termasuk seragam dan atribut lainnya tidak boleh membawa slogan, pernyataan atau pesan politik, pribadi atau ideologi.

DBU membantah bahwa seragam mereka memiliki muatan politik. Mereka meminta agar para pemainnya boleh mengenakan seragam bertuliskan "Hak Asasi Manusia untuk Semua."

"Sebenarnya bagi saya, seragam kami memiliki pesan yang sangat sederhana tentang hak asasi manusia universal," ujar Direktur DBU Jakob Jensen kepada media Denmark, Ritzau, Jumat, 11 November 2022.

Jensen mengatakan adalah hak FIFA sebagai penyelenggara turnamen untuk menolak Denmark tidak mengenakan seragam tersebut. "Tentu FIFA melakukan ini untuk mencegah segala macam hal yang tidak diinginkan. Tapi kami berpikir bahwa kami tidak melakukan hal yang aneh."

Dia menambahkan bahwa DBU menilai tidak ada muatan politik di dalamnya. "Menurut kami bahwa hak asasi manusia bersifat universal dan kami mendukung pandangan ini. Tapi FIFA memiliki pandangan yang berbeda dan kami akan mempertimbangkannya."

Baca: Duta Besar Piala Dunia Qatar Sebut LGBTQ Haram Karena Merusak Pikiran

Sementara itu, pelatih Inggris Gareth Southgate mendapat kritikan keras dari kelompok hak asasi manusia karena mendukung seruan FIFA. "Kami optimis dengan penyelenggaraan Piala Dunia ini dan FIFA mengharapkan negara-negara yang bertanding untuk konsentrasi hanya pada sepak bola di Qatar," ujarnya kepada BBC.

Halaman:

Editor: Priyanto Sukandar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X