JAKARTADAILY.ID - Misteri mayat mengering di Kalideres Jakarta Barat, masih belum terkuak sepenuhnya, meski polisi menemukan fakta-fakta baru yakni ada jenazah yang diperkirakan sudah meninggal sejak bulan Mei 2022.
Dijelaskan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi satu anggota keluarga dari empat jenazah yang ditemukan mengering di perumahan Citra Garden 1 di Kalideres, diduga sudah meninggal sejak 13 Mei 2022.
Hal ini berawal dari penemuan dua ponsel di TKP yang berlanjut dengan keterangan saksi. Dijelaskan Hengki bahwa satu ponsel digunakan oleh masing-masing dua orang dan dalam ponsel tersebut juga ada aplikasi PeduliLindungi dengan nama masing-masing dua orang.
Sebelumnya diberitakan, empat warga negara Indonesia (WNI) keturunan Tionghoa, yakni Rudyanto Gunawan (71 tahun), Reny Margarethan Gunawan (68 tahun), Dian Febbyana (42 tahun), dan Budyanto Gunawan (68 tahun) di rumahnya setelah warga dan petugas PLN mencium bau busuk dari rumah mereka.
Keluarga ini dikenal tertutup, jarang berinteraksi dengan warga, bahkan kerabat terdekat mengaku jarang berkomunikasi dengan mereka.
"Hasil digital forensik ditemukan hanya ada dua HP. Ini digunakan oleh keempat korban, satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang. Kami lihat ada aplikasi PeduliLindungi atas nama masing-masing dua orang," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Senin 21 November 2022, seperti dilansir dari PMJ News.
Hengki menambahkan ternyata tim digital forensik Polda menemukan kalimat-kalimat negatif ketika kedua ponsel tersebut saling berhubungan. Namun tidak dirinci lebih lanjut.
"Kami temukan komunikasi satu arah dari satu HP ke HP lain. Ini banyak sekali kata-kata tentang emosi yang negatif yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik,” jelasnya.
Lebih lanjut, dalam ponsel tersebut ditemukan komunikasi dengan pihak luar, seperti komunikasi yang diduga oleh Budyanto Gunawan (adik sang kepala keluarga Rudyanto Gunawan) kepada pegawai koperasi simpan pinjam (KSP) perihal penggadaian rumah keluarga di Kalideres.
"Ini HP sama-sama dalam rumah, makanya sedang diteliti oleh psikologi. Jadi antara satu HP dengan HP lain sama-sama di dalam rumah. Panjang sekali isinya, tapi bersifat emosi-emosi negatif. Ini masih diteliti," jelas Hengki.
Hengki menjelaskan, terkait upaya menggadai sertifikat rumah, ternyata tiga pegawai KSP pernah mampir di rumah TKP pada bulan Mei 2022 untuk melihat sertifikat dan mereka mengakui ke polisi sempat mencium aroma busuk dari depan rumah.
Budyanto saat itu beralasan selokan rumah lupa dibersihkan.
Sementara itu, Dian, anak Renny mengatakan mengatakan, ibunya sedang tidur dan meminta untuk tidak menyalakan lampu kamar. Alasannya adalah Renny yang sensitif cahaya.
Artikel Terkait
Penyebab Kematian Keluarga Gunawan di Kalideres, Pakar Sebut Akibat Bunuh Diri dan Perilaku Antisosial
Misteri Mayat Kering di Kalideres: Meski Tak Ada Stok Makanan, Polisi Temukan Bekas Bungkus Makanan di TKP
Update Penemuan Mayat Kering di Kalideres, Pak RT Sebut Korban Baru Saja Beli Mobil Honda Brio, Motor Scoopy
Berita Terkini Mayat Kering di Kalideres, Keluarga Gunawan Harus Digedor Dulu Ketika Ada Penyemprotan di RT
Misteri Mayat Mengering di Kalideres: Begini Penampakan Rumah Korban, Mobil Sempat Dijual Korban Rp160 Juta