JAKARTADAILY.ID - Filsafat merupakan ilmu yang harus dilatih terus menerus, karena melatih nalar memerlukan proses yang panjang. "Belajar filsafat juga melatih kita mempelajari alam semesta agar manusia dapat berpikir," ujar Wakil Rektor Universitas Paramadina Dr. Fatchiah E. Kertamuda saat diskusi knowledge sharing “Melatih Filsafat sebagai Ilmu Kritis di Perguruan Tinggi” di Universitas Paramadina Jakarta.
Menurut Fatchiah, filsafat adalah aspek penting dalam kearifan. “Belajar filsafat merupakan seni berpikir kritis dan kebijaksanaan, oleh karenanya karena yang dikaji sesuatu yang tidak terlihat maka bisa saja akan muncul berbagai perspektif yang berbeda," lanjutnya, Kamis, 8 Juni 2023.
Narasumber lainnya, Dr. Budhy Munawar-Rachman memaparkan tentang urgensi filsafat di masa modern saat ini. “Filsafat adalah akar dari sains. Mencegah masyarakat mempercayai kebenaran-kebenaran yang tidak jelas di era post truth. Filsafat juga melatih untuk berpikir kritis.”
Di era modern saat ini, lanjut Budhy, filsafat sudah terpisah dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang sejatinya merupakan turunan dari keilmuan filsafat. “Oleh karenanya, ketika seseorang akan mempelajari filsafat, seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan pragmatis tentang ilmu filsafat. Pertanyaan-pertanyaan mendasar yang selalu muncul tentang ilmu filsafat adalah pekerjaan apa yang nanti akan ditekuni, di tengah kompleksitas masalah kemanusiaan saat ini,” ungkap Budhy.
Karena dianggap ilmu yang tidak membumi, filsafat hanya identik dengan aktivitas penelitian dan pendidikan. Filsafat juga identik dengan intelektual exercise yang tidak membumi. Sebanyak 70 persen pekerjaan filsafat adalah mengurusi dan memperdebatkan kembali sejarahnya.
Jika dielaborasi, menurut Budhy, ada tiga jenis kegunaan filsafat. Pertama, filsafat sebagai kumpulan teori filsafat. Kedua, filsafat sebagai metode pemecahan masalah, dan ketiga adalah filsafat sebagai pandangan hidup. "Tidak semua orang perlu jadi filosof setelah belajar filsafat, filsafat dapat menjadi reservoir etika - mengutip ucapan Cak Nur.”
Di Indonesia saat ini, dikarenakan rendahnya minat pengkajian filsafat di Indonesia, perguruan tinggi yang menyediakan jurusan filsafat hanya ada tiga yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, ditambah perguruan tinggi keagamaan yang juga menambahkan jurusan filsafat di fakultasnya. Hal ini menandakan rendahnya minat pengkajian filsafat di Indonesia.
Dilihat dari sejarahnya, filsafat sebagai ratu dari segala ilmu, karena semua percabangan ilmu pengetahuan saat ini namun di era modern semua ilmu memisahkan diri. “Oleh karenanya, perkembangan keilmuan filsafat dewasa ini sangat bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan. Spekulasi filosofis mulai ditinggalkan, keilmuan berdasarkan hal-hal yang faktual,” tegasnya.
Budhy juga menyatakan bahwa sebagai disiplin ilmu, filsafat bisa memberikan kerangka orientasi atas pandangan dunia kita. Filsafat adalah hidup kita sendiri. Belajar dari begitu populernya buku filsafat “Dunia Sophie”, kajian filsafat bisa memberikan makna yang lebih dalam jika dimungkinkan untuk diselenggarakan di sekolah menengah.
Secara aplikatif praktik terbaik keilmuan filsafat adalah kearifan, filsafat penting untuk menjalani hidup dengan penuh kearifan. Filsafat mengajarkan asal usul kehidupan dan tujuan hidup. Filsafat adalah penggunaan atas nalar. Semakin kritis kita menggunakan nalar, semakin bernilai secara filosofis.
“Manusia perlu menggunakan nalarnya hingga batas yang dimungkinkannya, agar ia bisa mendapatkan kejelasan tentang arti hidupnya. Filsafat berangkat dari usaha pencarian kearifan” pungkasnya.
⎗ Baca berita JakartaDaily.id lebih cepat melalui Google News
Artikel Terkait
Ibu Negara Iran Kunjungi Universitas Paramadina, Tekankan Pentingnya Satukan Pengetahuan dan Ilmu Agama
Rektor Universitas Paramadina Sebut Kehadiran Poros Keempat di Pilpres 2024 Sangat Rasional
Soal Caleg Artis, Akademisi Paramadina: Pemilu 2024 Memiliki Rasa Seperti Kontes Kecantikan
Hadiri Wisuda Universitas Paramadina, Bahlil Lahadalia Ajak Lulusan Perguruan Tinggi Jadi Pengusaha
Akademisi Paramadina: Kita Kehilangan Arah Bangsa Karena Praktik Politik yang Bertentangan dengan Pancasila