JAKARTADAILY.ID – Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyusun Buku Saku Moderasi Beragama bagi Generasi Z (Gen-Z). Kemenag juga tengah mencari duta Moderasi Beragama dari kalangan generasi internet itu.
“Buku saku ini jangan dimaknai buku konvensional, tapi berbentuk buku digital yang bisa diinsersi ke media sosial agar dapat diakses lebih mudah oleh Gen Z,” ujar Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno saat Review Penyusunan Buku Saku Moderasi Beragama bagi Generasi Z dilansir dari kemenag.go.id, Sabtu, 27 Mei 2023.
Suyitno mengatakan, buku saku itu nantinya tidak hanya dalam bentuk cetakan konvensional, akan tetapi dibuat dalam bentuk digital. Hal ini perlu dilakukan mengingat, Gen-Z saat ini dikenal dengan generasi internet.
Baca Juga: Penyuluh Pendidikan Bhrisco Jordy, Pelita dari Pulau Mansinam Papua Barat
“Buku saku ini jangan dimaknai buku konvensional, tapi berbentuk buku digital yang bisa diinsersi ke media sosial agar dapat diakses lebih mudah oleh Gen Z,” kata Guru Besar UIN Raden Fatah ini.
Dengan buku digital, Suyitno berharap Moderasi Beragama akan mudah tersosialisasikan kepada generasi yang sehari-hari hidup di dunia digital sehingga lebih mudah diterima oleh mereka.
“Media sosial adalah ‘kehidupan’ generasi Z,” tuturnya.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Minta Polri Usut Dugaan Dana Politik Pemilu Mengalir dari Narkoba
Tidak hanya buku saku Moderasi Beragama digital Kedua, Kemenag juga akan menyaring duta Moderasi Beragama dari kalangan Gen-Z. Nantinya, para duta Moderasi Beragama ini akan menjadi sasaran uji publik buku saku digital.
“Tugas kita tidak berakhir hanya sampai produksi buku, melainkan perlu ada tindak lanjut hingga diseminasi melalui duta Moderasi Beragama bagi Gen Z,” tegasnya.
Dalam Buku Saku Moderasi Agama ini, lanjutnya, akan berisikan kutipan ayat dari berbagai kitab suci. Tidak ekslusif pada satu agama saja. Ini karena Moderasi Beragama harus dari berbagai macam perspektif agama.
“Jangan hanya eksklusif pada satu agama saja,” kata Suyitno.
Selain itu, buku saku ini akan memberikan gambaran cara beragama yang ramah dan inklusif. Dia mencontohkan, beberapa pesan yang harus ditonjolkan dalam buku saku tersebut.
Artikel Terkait
Survei Praxis: 90 Persen Gen Z Belum Puas dengan Penegakkan Hukum di Indonesia
Kemenag Perpanjang Pelunasan Biaya Haji hingga 12 Mei 2023
Kemenag Buka Pendaftaran Kuliah di Al-Azhar Mesir untuk Lulusan Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren