Strategi Baru Jaringan Teroris, Susupi Partai Baru Supaya Bisa Ikut Pemilu

- Selasa, 14 Maret 2023 | 13:32 WIB
Kepala BNPT Boy Rafli Amar. Foto: dok. BNPT
Kepala BNPT Boy Rafli Amar. Foto: dok. BNPT

JAKARTADAILY.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengungkap dugaan adanya anggota partai politik baru yang terafiliasi dengan jaringan terorisme. Mereka berusaha menyusup melalui penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Itu ada. Sudah ada perubahan strategi dari bullet ke ballot, dari peluru ke kotak suara. Ini adalah satu siasat jaringan jaringan yang terafiliasi, termasuk kelompok intoleran, untuk bisa menjadi bagian dari pesta demokrasi, untuk masuk ke dalam sistem demokrasi kita," kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dalam Dialog Kebangsaan yang mereka gelar bersama KPU dan Bawaslu RI di hotel St Regis, Jakarta, yang juga ditayangkan melalui YouTube Humas BNPT pada Senin, 13 Maret 2023.

Meskipun Boy tidak menyebut nama partai politik yang dimaksud, namun Kepala BNPT itu menegaskan bahwa anggota parpol yang terindikasi terafiliasi dengan jaringan teroris adalah tidak termasuk dalam daftar 24 partai politik yang lolos sebagai peserta Pemilu 2024.

Baca Juga: Pemprov Bali Larang Turis Asing Sewa Motor, I Wayan Koster: Gunakan Mobil Dari Travel Agent

Ia menyampaikan, partai politik yang diindikasikan ini hanya satu. Namun, ia tidak dapat mengungkap nama maupun inisial partai politik tersebut. Boy menambahkan, Sebelum penetapan peserta pemilu, partai politik yang mendaftarkan diri harus melalui tahapan verifikasi administrasi dan faktual oleh KPU RI.

"Tidak lolos verifikasi. Karena kita sudah dapat informasi dari awal. Kami katakan, ada indikasi (terafiliasi dengan jaringan terorisme global)," ujar Boy.

Komjen Boy Rafli Amar meminta kepada setiap instansi untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal itu untuk mencegah bermunculannya partai baru yang terindikasi terorisme.

Baca Juga: 1.361 Korban Investasi Bodong Crazy Rich Wahyu Kenzo Lapor Polisi, Ada Yang Dari Luar Negeri

"Kita harus jaga ke depan jangan sampai membentuk partai baru. Tetapi pengurusnya latar belakangnya kelompok intoleran, radikal, dan teroris," ujarnya.

"Background-nya ya, pengurusnya ya. Belom lagi platform, azas partai tentu tidak boleh lepas dari ideologi negara pancasila," ucapnya.

Meski adanya indikasi tersebut, tapi dia meyakini tidak ada partai-partai yang lolos verifikasi masuk dalam afiliasi terorisme tersebut.

Baca Juga: LPSK Cabut Perlindungan yang Diberikan ke Bharada E, Ini Alasannya

"Karena kita sudah dapat informasi dari awal dan Insya Allah yang lolos ini sifatnya clear," katanya. (***)

Dapatkan informasi menarik lainnya di Google News: Jakarta Daily Indonesia

Halaman:

Editor: Mukhtar Wijaya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X