Manfaatkan Lalat Tentara Hitam, Rest Area Jalan Tol Jagotawi Bangun Pengolahan Sampah Organik Biokonversi

- Jumat, 3 Februari 2023 | 22:34 WIB
Fasilitas teknologi Biokonversi ini memanfaatkan Lalat Tentara Hitam/Black Soldier Fly (BSF) di rest area Tol Jagorawi KM.10.(Foto:Dok.PUPR)
Fasilitas teknologi Biokonversi ini memanfaatkan Lalat Tentara Hitam/Black Soldier Fly (BSF) di rest area Tol Jagorawi KM.10.(Foto:Dok.PUPR)

 

JAKARTADAILY.ID – Ada yang baru di Rest Area Jalan Tol Jagorawi KM 10, yakni fasilitas pengolahan sampah limbah organik dengan teknologi Biokonversi. Fasilitas teknologi Biokonversi ini memanfaatkan Lalat Tentara Hitam/Black Soldier Fly (BSF).

Rest Area ini adalah yang pertama di Indonesia yang menerapkan fasilitas pengolahan sampah tersebut.

“Rest Area atau TIP yang terletak di Jalan Tol Jagorawi KM 10 ini adalah TIP pertama di Indonesia yang menerapkan fasilitas pengolahan sampah tersebut,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah saat peluncuran, dikutip laman pu.go.id, Jum’at, 3 Februari 2023.

Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun Hunian di Kawasan Wisata

Zainal Fatah menuturkan, fasilitas pengolahan sampah organic Biokonversi tersebut merupakan hasil kerja sama Yayasan korindo dan Yayasan Forest For Life Indonesia (FFLI).

Pihaknya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Forest for Life Indonesia dan Korindo yang telah mempelopori pembangunan fasilitas yang sangat bermanfaat ini untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik.

“Kami berharap akan semakin banyak fasilitas-fasiitas seperti ini dibangun baik di rest area maupun lokasi lain," kata Zainal Fatah.

Baca Juga: Dukung Destinasi Pariwisata Kelas Dunia, InJourney dan HIN Gelar Gerakan Labuan Bajo Indah Tanpa Sampah.

Dikatakan Zainal Fatah, Kementerian PUPR sangat mendukung upaya-upaya pengembangan teknologi berkelanjutan salah satunya untuk pengelolaan sampah.

Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia melaksanakan komitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29% hingga 41% pada Tahun 2030 sesuai dengan Perjanjian Paris 2016.

"Kementerian PUPR juga telah mengembangkan Teknologi Waste to Energy (WtoE), konversi sampah menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, contohnya di TPA Manggar, (Kaltim), TPA Suwung (Bali) dan TPA Banjarbakula (Kalsel). Selain itu juga dikembangkan Refuse-Derived Fuel (RDF), sebagai substitusi bahan bakar industri semen di TPA Desa Tritih Lor Cilacap (Jateng)," kata Zainal Fatah. (***)

 

Dapatkan berita terkini dari tim redaksi kami melalui Google News

Halaman:

Editor: Mukhtar Wijaya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

10 Negara Penghasil Kurma Terbesar di Dunia

Sabtu, 25 Maret 2023 | 18:19 WIB
X