JAKARTADAILY.ID - Perkembangan sains dan teknologi modern perlu mendapatkan perhatian serius dan mendalam dalam kaitannya dengan eksistensi manusia sebagai makhluk spiritual. Presiden Direktur Mizan Haidar Bagir memaparkan filosofi dan refleksi mengenai keterkaitan sains dan teknologi dengan eksistensi manusia.
"Pada awalnya kita memahami teknologi sebagai alat untuk meraih tujuan. Namun dalam perkembangannya, teknologi modern telah mendeterminasi cara berada manusia. Determinasi teknologi terhadap kehidupan manusia lebih pada dimensi materialnya saja," ujarnya dalam diskusi "Sains, Teknologi, Manusia dan Agama" yang dihelat oleh Program Studi Magister Ilmu Agama Islam di Universitas Paramadina.
Baca: Penelitian Ungkap Peran Agama dalam Membentuk Pandangan Konsumen Indonesia
Haidar melanjutkan, kondisi tersebut tentu saja merupakan ancaman serius bagi eksistensi manusia, karena dimensi yang ada dalam diri manusia bukan hanya dimensi material saja. Dalam diri manusia juga terdapat dimensi spiritual yang harus dipenuhi. Pemenuhan teknologi modern yang hanya berkonsentrasi pada dimensi material bisa berakibat buruk pada eksistensi dan masa depan manusia. Manusia akan tercerabut dari dimensi spiritualnya.
Ia menyatakan bahwa ancaman serius dari teknologi modern juga menyasar pada sikap kita terhadap alam dan lingkungan. Hasrat yang hanya berorientasi pada capaian material telah membuat manusia melakukan eksploitasi alam secara berlebihan.
"Akibatnya adalah kerusakan parah pada lingkungan dan keberlangsungan planet bumi. Karenanya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pengembangan sains dan teknologi yang hanya memenuhi hasrat material akan membuat peradaban manusia berada di ujung jurang kehancuran. Manusia sedang menggali kuburnya sendiri," ujarnya, Jakarta, Kamis, 24 November 2022.
Baca: Pentingnya Penguatan Sumber Daya Penyelenggara Pemilu terkait Pelaksanaan Pesta Demokrasi 2024
Pertanyaan penting yang juga muncul dalam diskusi ini adalah tentang tujuan hidup manusia yang paling fundamental, yakni kebahagiaan. "Apakah seluruh proyek peradaban yang dibangun saat ini betul-betul diarahkan untuk meraih kebahagiaan? Tampaknya manusia betul-betul sedang mengalami disorientasi dalam memahami kebahagiaan yang dicari."
Menurut Haidar, perkembangan teknologi yang diduga akan memberikan kontribusi pada capaian kebahagiaan ternyata hanya ilusi. "Manusia perlu kembali merefleksikan tujuan paling mendasar ini agar tidak kehilangan arah hidup yang hendak dicapai," pungkasnya.
***
Artikel Terkait
Publik Sempat Pergoki Bupati Purwakarta Ada di Pengadilan Agama, Ternyata Ini Alasan yang Diungkap Ambu Anne
Pengadilan Agama Sebut Angka Perceraian di Kota Cirebon Cenderung Turun
Bangun Sinergitas, Ketua Pengadilan Agama Cirebon Sambangi Kapolres Ciko
Profil, Biodata Lengkap Cinta Brian, Nama Asli, Agama, Pacar, Karir, Tempat Tanggal Lahir dan Akun Instagram
Profil, Biodata Lengkap Rangga Azof, Nama Asli, Agama, Pacar, Karir, Tempat Tanggal Lahir dan Akun Instagram