Perkembangan Sains dan Teknologi Perlu Diimbangi Dimensi Spiritual

- Kamis, 24 November 2022 | 17:53 WIB
Presiden Direktur Mizan Haidar Bagir dalam diskusi   "Sains, Teknologi, Manusia dan Agama" yang dihelat oleh Program Studi Magister Ilmu Agama Islam di Universitas Paramadina. (Universitas Paramadina)
Presiden Direktur Mizan Haidar Bagir dalam diskusi "Sains, Teknologi, Manusia dan Agama" yang dihelat oleh Program Studi Magister Ilmu Agama Islam di Universitas Paramadina. (Universitas Paramadina)

JAKARTADAILY.ID - Perkembangan sains dan teknologi modern perlu mendapatkan perhatian serius dan mendalam dalam kaitannya dengan eksistensi manusia sebagai makhluk spiritual. Presiden Direktur Mizan Haidar Bagir memaparkan filosofi dan refleksi mengenai keterkaitan sains dan teknologi dengan eksistensi manusia.

"Pada awalnya kita memahami teknologi sebagai alat untuk meraih tujuan. Namun dalam perkembangannya, teknologi modern telah mendeterminasi cara berada manusia. Determinasi teknologi terhadap kehidupan manusia lebih pada dimensi materialnya saja," ujarnya dalam diskusi "Sains, Teknologi, Manusia dan Agama" yang dihelat oleh Program Studi Magister Ilmu Agama Islam di Universitas Paramadina.

Baca: Penelitian Ungkap Peran Agama dalam Membentuk Pandangan Konsumen Indonesia

Haidar melanjutkan, kondisi tersebut tentu saja merupakan ancaman serius bagi eksistensi manusia, karena dimensi yang ada dalam diri manusia bukan hanya dimensi material saja. Dalam diri manusia juga terdapat dimensi spiritual yang harus dipenuhi. Pemenuhan teknologi modern yang hanya berkonsentrasi pada dimensi material bisa berakibat buruk pada eksistensi dan masa depan manusia. Manusia akan tercerabut dari dimensi spiritualnya.

Ia menyatakan bahwa ancaman serius dari teknologi modern juga menyasar pada sikap kita terhadap alam dan lingkungan. Hasrat yang hanya berorientasi pada capaian material telah membuat manusia melakukan eksploitasi alam secara berlebihan.

"Akibatnya adalah kerusakan parah pada lingkungan dan keberlangsungan planet bumi. Karenanya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pengembangan sains dan teknologi yang hanya memenuhi hasrat material akan membuat peradaban manusia berada di ujung jurang kehancuran. Manusia sedang menggali kuburnya sendiri," ujarnya, Jakarta, Kamis, 24 November 2022.

Baca: Pentingnya Penguatan Sumber Daya Penyelenggara Pemilu terkait Pelaksanaan Pesta Demokrasi 2024

Pertanyaan penting yang juga muncul dalam diskusi ini adalah tentang tujuan hidup manusia yang paling fundamental, yakni kebahagiaan. "Apakah seluruh proyek peradaban yang dibangun saat ini betul-betul diarahkan untuk meraih kebahagiaan? Tampaknya manusia betul-betul sedang mengalami disorientasi dalam memahami kebahagiaan yang dicari."

Menurut Haidar, perkembangan teknologi yang diduga akan memberikan kontribusi pada capaian kebahagiaan ternyata hanya ilusi. "Manusia perlu kembali merefleksikan tujuan paling mendasar ini agar tidak kehilangan arah hidup yang hendak dicapai," pungkasnya.
***

Editor: Priyanto Sukandar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X