Sembilan Negara Pemilik Senjata Nuklir, Siapa Lebih Banyak Amerika Serikat Atau Rusia?

- Sabtu, 4 Februari 2023 | 23:34 WIB
Ilustrasi ledakan senjata nuklir. (YouTube)
Ilustrasi ledakan senjata nuklir. (YouTube)

JAKARTADAILY.ID - Perang Rusia melawan Ukraina yang telah menjalar menjadi perang proksi antara Rusia dengan NATO, dikhawatirkan banyak pihak berujung kepada perang nuklir. Dan yang kerap menjadi banyak pertanyaan adalah berapa banyak negara yang memiliki senjata nuklir? Menurut The Arms Control Association (ACA), saat ini ada sembilan negara yang memiliki senjata nuklir.

Senjata ini memiliki implikasi yang luas terhadap keamanan dan stabilitas global. Karena itu, untuk mengatasi penggunaan senjata nuklir, maka diadakan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Meski demikian, NPT menjadi 'basa-basi' bagi pemilik senjata nuklir, dimana sejatinya kekuatan nuklir utama seperti Amerika Serikat dan Rusia terus memodernisasi kekuatan nuklirnya.

ACA sendiri sulit untuk mendeteksi jumlah pasti senjata nuklir yang dimiliki para klub nuklir alias sembilan negara pemilik senjata nuklir. Karena pemerintahan tersebut kerap menutup-nutupi data spesifik soal stok senjata atom mereka.

Jawaban untuk mengapa sembilan negara tersebut memiliki senjata mematikan ini, adalah doktrin MAD (Mutual Assured Destruction). Yaitu strategi militer untuk memiliki senjata nuklir untuk mencegah serangan nuklir dari pihak lain. Berikut sembilan negara yang memiliki hulu ledak nuklir seperti dilansir dari World Atlas, Jumat, 3 Februari 2023.

1. Rusia - 5.977
senjata nuklir aktif 4.477 dan non aktif 1.500
Rusia merupakan negara pemilik senjata nuklir terbanyak dengan sekitar 5.977 hulu ledak di gudang senjata mereka. Arsenal ini mencakup hulu ledak aktif dan non aktif sebanyak 1.500. Meski Uni Soviet telah bubar pada 26 Desember 1991, Rusia terus mempertahankan persediaan strategis nuklirnya.

Baca: Jerman Siap Kirim Tank Leopard ke Ukraina, Putin Rayakan Kemenangan 80 Tahun Pertempuran Stalingrad

Mereka memiliki senjata nuklir pada 1950 ketika masih bernama Uni Soviet. Fisikawan keturunan Yahudi, yaitu Klaus Fuchs memberikan informasi kepada Soviet mengenai Proyek Manhattan. Sepasang suami istri yang juga keturunan Yahudi, Julius dan Ethel Rosenberg kemudian membocorkan rahasia nuklir AS kepada Soviet. Keduanya akhirnya dihukum mati di penjara Sing Sing, New York, pada 19 Juni 1953.

Para sejarawan melacak pengembangan senjata nuklir Soviet begitu luas saat masa Perang Dingin, dimana mereka melakukan ratusan tes dan eksperimen pada senjata atom yang berbeda. Selama periode Perang Dingin, Soviet mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM), yang bisa memberikan muatan besar dan menyerang dari jarak jauh.

Setelah Soviet bubar, Rusia terus mengembangkan kemampuan bom nuklir untuk menghasilkan ledakan yang kuat. Dan dekade 2000-an, mereka menemukan metode untuk menghasilkan ledakan lebih besar dengan lebih sedikit material, membuat senjata nuklirnya lebih efisien dibandingkan sebelumnya.

Bahkan kabarnya, Rusia mulai mengembangkan senjata nuklir yang lebih kecil agar lebih mudah dioperasikan. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan mereka pada ICBM yang lebih besar. Sistem senjata nuklir modern mereka dinilai lebih fleksibel dalam menghalau laju pasukan musuh. Dan saat ini, Rusia memiliki 4.500 unit senjata nuklir aktif dan 1.500 yang dipensiunkan, sewaktu-waktu dapat diaktifkan kembali untuk memberikan perlindungan pertahanan maksimum.

2. Amerika Serikat - 5.428
senjata nuklir aktif 3.708 dan non aktif 1.720
Negara pertama yang memiliki senjata nuklir, saat mereka menjatuhkan Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945, untuk mengakhiri Perang Dunia II. Sejatinya, penggunaan Bom Atom tersebut juga ingin menunjukkan kepada sekutu sekaligus rivalnya Uni Soviet yang berpaham komunis, dengan AS yang berpandangan liberal. Pasalnya, sebelum Perang Dunia II berakhir, kedua ideologi ini saling bersaing untuk menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia.

Baca: Zelenskiy Kembali Merengek, 8 Negara Koalisi Barat Akan Kirimkan Jet Tempur ke Ukraina

Menurut catatan, AS meluncurkan program nuklir pertamanya pada 21 Oktober 1939, dan mulai memproduksi senjata nuklir pada 16 Juli 1945. Amerika telah melakukan 1.054 uji coba nuklir sebelum dan selama Perang Dingin.

Ketika Perang Dingin dinyatakan usai pada 1992, AS mulai menurunkan persediaan nuklirnya. Berdasarkan perjanjian Start I antara Washington dan Moskow, AS kini "hanya" memiliki 3.708 senjata nuklir aktif dan 1.720 non aktif yang juga sewaktu-waktu bisa mereka aktifkan.

Halaman:

Editor: Bona Cipto Ventura

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X