JAKARTADAILY.ID - Jumlah kredit yang direstrukturisasi khusus untuk stimulus Covid - 19 di PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI terus menurun. Hingga akhir tahun 2022, nilainya tinggal Rp 49,6 triliun atau setara dengan 7,8% dari total kredit.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan bahwa penurunan sisa restrukturisasi kredit di kuartal lalu terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi. Seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi.
"Hal ini mengindikasikan bahwa bisnis debitur di sektor tersebut mulai kembali pulih," ujar Royke saat memimpin Paparan Kinerja BNI Tahun 2022 di Jakarta Selasa (24/1/2023).
Baca Juga: BNI Siagakan Dana Tunai Rp 16,46 Triliun
Nilai restrukturisasi kredit Perseroan akibat pandemi Covid-19 itu jauh berkurang jika dibandingkan masa di awal - awal Covid - 19 merajalela di Indonesia.
Per November 2021 nilai restrukturisasi kredit Covid - 19 masih mencapai Rp 79,38 triliun. Nilai ini turun 22,47% dibanding posisi Desember 2020 saat restrukturisasi kredit BNI mencapai Rp 102,39 triliun.
Penurunan jumlah kredit yang direstrukturisasi diikuti berkurangnya rasio Loan at Risk (LaR) BNI pada periode tersebut. LaR BNI per November 2021 tercatat sebesar 25,18%, turun dari posisi Desember 2020 yaitu 28,74%.
Cadangan Diturunkan
Trend positif pada kualitas aset ini telah mendorong pembentukan beban CKPN Perseroan, menjadi lebih rendah. Ini menyebabkan Cost of Credit membaik dari 3,3% pada tahun sebelumnya menjadi 1,9%.
Artikel Terkait
Ditunjuk Erick Thohir, BNI Kembangkan Bakauheni Harbour City
BNI Siagakan Dana Tunai Rp 16,46 Triliun
Bos BNI Pede Krisis Tahun Depan Bisa Diatasi, Asal Perbanyak Aktivitas Ekonomi dan Jangan Takut
BNI Bidik 8 Komoditas untuk Dibiayai KUR Sistem Klaster
BNI Guyur Kredit Berbasis Keberlanjutan US$32 juta untuk GRP