Wow, BNI Raih Laba Bersih Rp 18,31 Triliun, Lampaui Perkiraan Pelaku Pasar

- Selasa, 24 Januari 2023 | 17:52 WIB
Gedung BNI di kawasan Pejompongan, Jakarta  ((Foto: BNI))
Gedung BNI di kawasan Pejompongan, Jakarta ((Foto: BNI))



JAKARTADAILY.ID - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berhasil menutup tahun 2022 dengan mencetak kinerja impresif dan berhasil melampaui konsensus pasar.

Hal ini tercermin dari laba bersih konsolidasi yang tercatat Rp 18,31 triliun, tumbuh signifikan 68% secara tahunan (Year-on-Year/ YoY), dan merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.

"Kinerja yang prima ini terwujud melalui kerja keras seluruh insan BNI dalam menjalankan kebijakan strategis yang ditetapkan, di tengah periode pemulihan ekonomi 2022 serta upaya memastikan agenda transformasi perusahaan terus berjalan sesuai dengan blueprint," ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.

Baca Juga: BNI Guyur Kredit Berbasis Keberlanjutan US juta untuk GRP

Royke memimpin Konferensi Pers Paparan Kinerja Tahun 2022 di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Perolehan Laba Bersih emiten berkode saham BBNI ini didukung oleh realisasi total kredit yang disalurkan selama tahun 2022 yang mencapai Rp 646,19 triliun.

Itu berarti tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9% YoY.

Kredit tersebut menjadikan perolehan Net Interest Margin (NIM) perusahaan terjaga di posisi 4,8%.

"Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh ekspansi bisnis dari debitur top-tier dan bisnis turunannya yang berasal dari value chain debitur," ujar Royke.

Baca Juga: BNI Bidik 8 Komoditas untuk Dibiayai KUR Sistem Klaster

Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh sisi likuiditas yang kuat. Royke menyebutkan, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) yang kuat sebesar 10,1% YoY.

CASA itu dihasilkan dari strategi perseroan untuk membangun transaction-based CASA, melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliable.

FBI Tumbuh

Lebih jauh, Royke mengatakan, pertumbuhan fee-based income (FBI) pun tercatat sebesar 8,7% YoY menjadi Rp 14,8 triliun.

Hal ini dicapai dengan melakukan pergeseran pola pertumbuhan FBI untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan biaya transfer melalui program BI Fast. Ini sejalan dengan trend menurunnya transaksi transfer antar bank.

Baca Juga: Bos BNI Pede Krisis Tahun Depan Bisa Diatasi, Asal Perbanyak Aktivitas Ekonomi dan Jangan Takut

Royke mengatakan bahwa pihannya secara inovatif berhasil menumbuhkan pendapatan non bunga yang memberi value-added bagi nasabah. Contohnya di retail banking, fitur billpayment atau pembayaran tagihan saat ini berkontribusi lebih dari Rp 300 miliar ke pendapatan, atau tumbuh 18% YoY.

"Selain itu, di segmen Business Banking, kami semakin aktif dalam memfasilitasi sindikasi dan mampu berkontribusi hampir Rp 1 triliun ke pendapatan non bunga, atau naik 100% dibandingkan tahun lalu," pungkasnya. (*).

Halaman:

Editor: M. A. Wahad

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X