Hasil Survei Triwulan IV-2022, BI: Kegiatan Dunia Usaha tetap Kuat

- Minggu, 15 Januari 2023 | 10:06 WIB
Aktivitas di depan Gedung Bank Indonesia (BI), Thamrin, Jakarta Pusat. (Foto: Jakartadaily.id/Pool/Dok. Humas BI)
Aktivitas di depan Gedung Bank Indonesia (BI), Thamrin, Jakarta Pusat. (Foto: Jakartadaily.id/Pool/Dok. Humas BI)

JAKARTADAILY.IDBank Indonesia (BI) kembali merilis Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) sepanjang triwulan IV-2022. Hasilnya, meski dibayang-bayangi kekhawatiran masih meningkatnya kasus Pandemi Covid-19 tetapi kinerja dunia usaha tetap kuat.

Hal itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 10,27%, meskipun lebih rendah dari SBT pada triwulan III 2022 sebesar 13,89%.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, nilai SBT tercatat positif pada seluruh sektor, kecuali sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang menurun.

“Terutama subsektor Tanaman Bahan Makanan (Tabama), seiring dengan masuknya musim tanam,” ujarnya.

Tetap kuatnya kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2022 ditopang oleh sektor tersier yang tumbuh lebih tinggi, terutama sektor jasa-jasa serta pengangkutan dan komunikasi.

“Ini sejalan dengan peningkatan permintaan saat Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun,” kata Erwin.

Kapasitas produksi terpakai pada triwulan IV 2022 tetap baik sebesar 70,94%, meski relatif menurun dibandingkan triwulan III 2022 sebesar 73,67%.

Sejalan dengan hal tersebut, penggunaan tenaga kerja juga terindikasi mengalami penurunan. Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha terindikasi membaik dari seluruh aspek, yaitu aspek likuiditas dan rentabilitas, disertai dengan akses pembiayaan yang lebih mudah.

Pada triwulan I 2023, responden memprakirakan kegiatan usaha meningkat dengan SBT sebesar 13,66%.

Peningkatan kegiatan usaha diprakirakan terjadi pada sektor primer dan sekunder, antara lain Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sejalan dengan masuknya musim panen yang dimulai pada bulan Maret.

“Sementara itu, peningkatan sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan sejalan dengan mulai meningkatnya permintaan yang didukung kapasitas penyimpanan dan ketersediaan sarana produksi,” tutur Erwin. 

Baca Juga: Sejarah Museum Bank Indonesia, Ada Apa Saja di Bangunan Bersejarah di Jakarta Ini?

Industri Pengolahan Ekspansif

Secara spesifik, kinerja sektor industri pengolahan juga tetap kuat dan masih berada pada fase ekspansi. Hal tersebut tercermin dari PMI-BI triwulan IV-2022 sebesar 50,06% atau berada pada fase ekspansi (indeks >50%), meskipun lebih rendah dari 53,71% pada triwulan sebelumnya.

Halaman:

Editor: Mukhtar Wijaya

Tags

Terkini

X