JAKARTADAILY.ID - Saham perusahaan panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan Selasa, 6 Juni 2023. Hal ini tidak lepas usai emiten dengan kode PGEO itu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 yang memutuskan pembagian dividen dan pergantian direksi awal pekan ini.
Dalam perdagangan di bursa pada 6 Juni 2023, saham PGEO ditutup di level Rp925 per saham. Ini menjadi rekor tertinggi atau all time high sejak listing perdana pada 24 Februari 2023.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menilai sentimen jangka pendek terhadap pergerakan saham PGEO lebih dipicu pembagian dividen tersebut, kendati aksi profit taking akan terjadi, namun saham PGEO dianggap menarik untuk jangka panjang.
Baca: Gelar RUPST Tahun Buku 2022, PGE Ganti Posisi Dirut dari Ahmad Yuniarto Menjadi Julfi Hadi
"Kinerja PGEO sejauh ini memang profitable dan jika melihat kenaikan harga saham biasanya investor mengakumulasi saham sebelum RUPST dengan melihat adanya pembagian dividen," ujar Nafan di Jakarta, Rabu, 7 Juni 2023.
Berdasarkan prospektus IPO PGE, Perseroan akan memberikan dividen maksimal 50 persen dari laba bersih. Kebijakan ini berlaku untuk laba 2023 dan seterusnya.
Sementara itu, dalam RUPST yang digelar awal pekan ini, pemegang saham menyetujui pembayaran dividen sebesar USD100 juta atau 78 persen dari laba bersih 2022.
Agenda lain yang diputuskan dalam RUPST terkait pergantian Direktur Utama dan Direktur Operasi juga dianggap mampu mendukung ekspansi ke depan.
Baca: Pertamina Geothermal Energy Gelar RUPST Tahun Buku 2022, Setuju Tebar Dividen USD100 Juta
Julfi Hadi yang didapuk sebagai Direktur Utama baru PGE menggantikan Ahmad Yuniarto, sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur PT Medco Cahaya Geothermal, anak usaha PT Medco Power Indonesia. Selain itu, RUPST yang digelar Senin, 5 Juni lalu, juga menunjuk Direktur Operasi baru, yaitu Ahmad Yani.
Nafan Aji menilai sosok Direktur Utama dan Direktur Operasi PGE tersebut memiliki komitmen dan political will yang kuat untuk terus meningkatkan strategi bisnis pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) ke depan.
Selain itu, strategi jangka panjang dan penganggaran belanja modal juga dianggap esensial yang diperhatikan oleh investor. Terlebih, menurut Nafan, PGE memiliki potensi besar mengingat Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan panas bumi terbesar di Asia Tenggara.
⎗ Baca berita JakartaDaily.id lebih cepat melalui Google News
***
Artikel Terkait
Gelar RUPST Tahun Buku 2022, PGE Ganti Posisi Dirut dari Ahmad Yuniarto Menjadi Julfi Hadi