JAKARTADAILY.ID - VIDA (PT Indonesia Digital Identity), penyedia layanan digital identity di Indonesia bersama dengan SIJITU, layanan Consumer Due Diligence dari PT Pembayaran Lintas Usaha Sukses, resmikan kerjasama strategis dalam hadirkan solusi bisnis komprehensif untuk program anti pencucian uang dan pendanaan terorisme (Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme atau APU PPT).
Sinergi yang berlangsung sejak tahun 2022 ini mendorong proses verifikasi identitas secara online hingga uji tuntas nasabah (Customer Due Diligence atau CDD) secara terintegrasi bagi para pelaku usaha layanan keuangan berbasis digital di Indonesia yang kini jumlahnya semakin meningkat.
Melalui sinergi ini, VIDA dan SIJITU hadirkan layanan verifikasi identitas dan CDD yang komprehensif sehingga layanan jasa keuangan berbasis digital dapat melakukan pencegahan terhadap pencucian uang yang kian merebak di Indonesia. Kedua perusahaan, VIDA dan SIJITU, adalah penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk klaster e-KYC dan Regulatory Technology, dan telah diaudit berbagai pihak di level nasional dan global.
Status tersebut diharapkan dapat mendorong tingkat kepatuhan pelaku usaha terhadap standar global dalam proses e-KYC (electronic Know Your Consumer) dan program APU-PPT. Hal ini sejalan dengan survei dari AFTECH, yakni lebih dari 85 persen perusahaan fintech percaya bahwa kepatuhan terhadap standar dan regulasi internasional itu penting.
Baca juga: Riset VIDA dan Katadata Insight Center: Digital Identity Penting dalam Percepat Akuisisi Pelanggan
Managing Director VIDA Adrian Anwar mengungkapkan transformasi digital yang gencar saat ini tak hanya membuka banyak peluang bisnis, namun juga mendorong potensi ancaman kriminal baru. Terlebih dalam bisnis jasa keuangan berbasis digital dimana kini jutaan transaksi terjadi secara real-time dalam waktu sepersekian detik.
"Pelaku bisnis harus sadar terhadap berbagai risiko identity fraud dan identity theft yang kini semakin gencar. Sinergi antara VIDA dan SIJITU, yang sama-sama terdaftar sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital dari OJK, sangatlah penting untuk mitigasi risiko tersebut secara menyeluruh, cepat, dan aman," ujarnya, Selasa, 6 Juni 2023.
Verifikasi identitas serta CDD menjadi fungsi yang krusial dalam operasional bisnis maupun onboarding nasabah di era digital. Hal ini mengingat penggunaan identitas palsu (identity fraud) telah dinyatakan OJK sebagai salah satu modus operandi pencucian uang. Sesuai dengan Peraturan OJK mengenai Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan,
Pelaku Jasa Keuangan (PJK) wajib melakukan verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung calon nasabah, termasuk identitas nasabah, berdasarkan dokumen dan/atau sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya dan independen serta memastikan bahwa data tersebut adalah data terkini. Lebih lanjut dari itu, aturan yang sama mendorong PJK wajib melakukan CDD terhadap nasabah apabila dirasa memenuhi kriteria tertentu, terjadi keraguan atas informasi nasabah, hingga terindikasi memiliki transaksi yang mencurigakan.
Baca juga: SIRCLO Group Dorong Pelaku Usaha Songsong Masa Depan Melalui Digitalisasi
Direktur SIJITU Joshua Dharmawan mengatakan pihaknya enyambut baik kerjasama dengan VIDA sebagai penyedia layanan digital identity terdepan di Indonesia. Dengan populernya layanan fintech, neobank, serta berbagai layanan digital lainnya di Indonesia, tren pencucian uang serta pendanaan terorisme turut diamplifikasi oleh tren transformasi digital yang menghadirkan banyak pilihan moda untuk bertransaksi.
"Sehingga penyedia keuangan digital juga menjadi sangat rentan terhadap kemungkinan digunakan sebagai media pencucian uang. Melalui sinergi ini, proses customer onboarding nasabah yang difasilitasi oleh VIDA otomatis akan terhubung dalam teknologi CDD kami dalam waktu singkat, sehingga pelaku jasa keuangan dapat memberikan layanan yang lebih scalable bagi nasabah mereka.”
Sebelumnya dikenal sebagai Espay CDD, SIJITU berperan menyediakan sumber data global maupun lokal, mencakup lebih dari 25.000 profil terdiri dari orang yang populer secara politis (Politically Exposed Person atau PEP), menjadi subjek investigasi (Special Interest Person atau SIP), maupun kerabat terdekat (Relatively Close Associate atau RCA). Diluncurkan pada 2018, SIJITU membantu penggunanya untuk mengakses jutaan nama pihak yang telah dan berpotensi menimbulkan disrupsi di berbagai layanan penyedia jasa keuangan.
Baca juga: SWI OJK Temukan Sepuluh Investasi Bodong dan Lima Puluh Pinjaman Online Ilegal