JAKARTADAILY.ID - Tahun depan, Indonesia diramaikan dengan tiga pesta demokrasi sekaligus. Pemilihan umum (Pemilu) legislatif, pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan kepala daerah alias Pilkada. Tentu saja, tensi politik akan kian memanas, dimana para kandidat akan saling bersaing untuk merebut simpati dan dukungan masyarakat.
DBS Group Research melihat kondisi politik nasional dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menjelang Pemilu 2024, DBS memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak ke arah lebih positif. Ini disebabkan oleh daya konsumsi masyarakat yang meningkat berkat adanya dorongan ketika mendekati masa pemilu.
DBS Group Research mendapati Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang baik pada 2022 dan diproyeksikan akan mencapai sekitar 5 persen pada tahun 2023, seperti masa sebelum pandemi.
Baca Juga: Obligor BLBI Berpotensi Masuk Timses Pilpres 2024? Kinerja Satgas BLBI Dikritik Para Anggota DPR Ini
Dalam diskusi bertajuk ‘Indonesia’s Pivotal Role to ASEAN Economy’, DBS Asian Insights Forum 2023 memaparkan insights para pakar terkait bagaimana peristiwa politik menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan berbagai sektor di Indonesia pascapandemi.
Kegiatan diskusi ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ekonom dan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi, serta Chief Economist and Managing Director DBS Bank Taimur Baig.
Taimur Baig mengatakan, di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi di mayoritas negara adidaya, Indonesia diperkirakan menjadi salah satu negara yang akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi.
Baca: Survei Indikator: Erick Thohir Figur Calon Wakil Presiden Yang Makin Menguat
“Hal yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya adalah kondisi ekonomi Indonesia tidak serta-merta bergantung pada perdagangan global. Meskipun volatilitas global berpotensi terjadi, Indonesia memiliki ketahanan ekonomi secara substansial karena adanya resistansi makro ekonomi dan finansial," ujarnya di Jakarta, Jumat, 24 Maret 2023.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia, saat ini terdapat 34 nama yang menjadi kandidat calon presiden (capres) pada pemilu presiden (pilpres) 2024 mendatang. Nama Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto sudah melekat di masyarakat selama setahun ke belakang.
Seperti yang diketahui, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan merupakan Gubernur di Jawa Tengah dan DKI Jakarta, sedangkan Prabowo Subianto merupakan merupakan Menteri Pertahanan Indonesia. Ketiga calon kandidat tersebut memiliki basis dukungan yang sangat kuat, mendominasi 75 persen dukungan rakyat Indonesia dalam satu tahun terakhir.
Pada kesempatan yang sama, Burhanuddin Muhtadi optimis bahwa hasil Pilpres dan pemilu legislatif, serta agenda kebijakan dari masing-masing partai tidak akan memberikan pengaruh besar pada kebijakan ekonomi nasional. Di samping itu, stabilitas politik Indonesia terjaga dengan nyaris tidak adanya kekerasan politik dari penyelenggaraan pemilu terdahulu.
Artikel Terkait
DBS Group Research: Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Inflasi Masih Berlanjut
DBS Group Research: G20 Memberi Manfaat Menguntungkan Bagi Perekonomian Indonesia
17 Partai Politik Lolos ke Pemilu 2024, 6 Khusus Partai Aceh
Proyeksi DBS Group Research: Pasar Keuangan Kuartal I 2023 Kembali ke Portofolio 60/40
DBS Group Catat Rekor Kinerja 2022, Laba Bersih Melesat 20 Persen Menjadi SGD 8,19 Miliar
Jelang Pemilu 2024, Golkar Gelar Pendidikan Politik untuk Para Kader di Cirebon Raya
Kabulkan Gugatan Partai Prima, PN Jakarta Pusat Perintahkan Pemilu 2024 Ditunda
Antisipasi Sebaran Hoax Jelang Pemilu 2024, Polri: Butuh Pegiat Medsos
Tren Elektabilitasnya Naik, PKB Targetkan Penambahan Kursi di DPR RI dan Raih Posisi Dua Besar di Pemilu 2024