BNI Nyatakan Aman Dari Guncangan, Rasio Likuiditas BNI Capai 219% Menjauh Dari Batas Zona Bahaya

- Minggu, 19 Maret 2023 | 22:27 WIB
Gedung BNI Jakarta (Foto: BNI)
Gedung BNI Jakarta (Foto: BNI)

JAKARTADAILY.ID – Guncangan telah melanda industri perbankan di Amerika Serikat, ketika Silicon Valley Bank (SVB) dinyatakan bangkrut dan harus di-bail out oleh pemerintah, demi menyelamatkan perekonomian mereka. Belakangan muncul bank – bank lain yang ditopang oleh pemerintah Amerika Serikat agar tetap hidup, seperti Signature Bank dan First Republic Bank.

Berkaitan krisis di negeri Paman Sam tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI merasa perlu memberikan penjelasan kepada publik tentang tingkat kesehatan perusahaan.

Dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (19 Maret 2023), Emiten bank yang melantai di Bursa efek Indonesia dengan kode saham BBNI ini mengklaim mampu mengelola likuiditas dengan baik di tengah gonjang – ganjing dunia perbankan di luar negeri.

Baca Juga: BNI Siapkan Program Pembiayaan Khusus Kendaraan Listrik Bersubsidi  

Sebagai acuannya untuk mengukur tingkat kesehatannya, BNI membagikan dua indikator sebagai satu alat ukurnya, yaitu Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR).

BNI menyebutkan bahwa LCR perusahaan mencapai 219%. Adapun NSFR berada pada posisi 124,2% per Desember 2022. Itu berarti di atas ketentuan regulator sebesar 100%.

Sebagai informasi, Rasio Kecukupan Likuiditas atau LCR merupakan perbandingan antara High Quality Liquid Asset (HQLA) dengan total arus kas keluar bersih (net cash outflow) selama 30 (tiga puluh) hari kedepan dalam skenario stres.

HQLA sendiri merupakan kas dan atau aset keuangan yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi kas dengan sedikit atau tanpa pengurangan nilai untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas Bank selama periode 30 (tiga puluh) hari kedepan dalam skenario stres.

Pendek kata, LCR merupakan pengendalian arus likuiditas jangka pendek, sedangkan NSFR merupakan pengendalian arus likuiditas jangka panjang.

Baca Juga: Wow, BNI Raih Laba Bersih Rp 18,31 Triliun, Lampaui Perkiraan Pelaku Pasar

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, angka-angka tersebut menunjukkan ketahanan BNI terhadap guncangan yang mungkin terjadi.

"Profil likuiditas kami sangat baik, jauh di atas persyaratan regulator," ujarnya.

Okki menjelaskan, sebagian besar pendanaan BNI terdiri dari pendanaan yang stabil yang bersumber dari Dana Pihak Ketiga (DPK), dan hanya kurang dari 10% yang berasal dari pendanaan wholesale seperti obligasi yang diterbitkan, pinjaman, dan deposito dari bank lain.

"Kepercayaan deposan terhadap BNI juga terjaga dengan pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) yang sehat, sehingga CASA ratio kami saat ini ada di kisaran 73%," tambahnya.

Halaman:

Editor: R Tita Rahmansyah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X