JAKARTADAILY.ID – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggandeng PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk membangun fasilitas pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP). Hasil olahan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai sumber energi.
Langkah ini menjadi salah satu upaya Jakarta dalam mempercepat pemanfaatan energi baru terbarukan (new renewable energy). Dimana kesepakatan kedua belah pihak dibubuhkan dalam Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8 Juni 2023).
Baca Juga: Kabar Jakarta: Pasar Kwitang Dalam Dibangun, Bakal Nampung 156 Tempat Jualan
Dokumen tersebut ditandatangani oleh Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo. Kemudian, antara Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus Setyono dengan Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia, Iwan Agung Firstantara.
Latar belakang kerja sama ini dipicu oleh permasalahan sampah di DKI Jakarta, di mana per harinya menghasilkan sampah lebih dari 7.500 ton. Pemprov DKI Jakarta berupaya menyediakan berbagai jenis fasilitas pengolahan sampah, baik fasilitas pengolahan yang menghasilkan Refused Derived Fuel (RDF), maupun fasilitas pengolahan BBJP. PLN turut mendukung pembangunan fasilitas tersebut melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
Baca Juga: Kabar Jakarta: Wuih Masih Bisa Panen Padi 32,5 Ton di Ibukota, Sawahnya Ada di Kelurahan Semanan
Heru menyambut baik kerja sama ini karena merupakan salah satu wujud komitmen yang penting bagi Pemprov DKI dalam upaya mengatasi persoalan sampah. Cara ini dipercaya akan dapat dilakukan pengelolaan sampah secara efisien tanpa menimbulkan dampak baru ke depannya.
"Semoga kerja sama dengan PLN ini, secara perlahan dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan melalui RDF. Kita menyadari, diperlukan perubahan pola pengelolaan sampah, dari pola kumpul-angkut-buang menjadi pemanfaatan sampah sebagai sumber daya," kata Heru.
Dia juga menambahkan, upaya kerja sama dalam mengelola lingkungan, terutama sampah, harus diselesaikan secara kolektif dan didukung oleh masyarakat Jakarta. Hal ini karena Jakarta merupakan barometer nasional, sehingga menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang baik agar sampah dapat menjadi sumber daya, sekaligus meningkatkan ketahanan energi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Di tempat yang sama, Darmawan mengapresiasi kerja sama ini, karena PT PLN (Persero) akan mendapat tambahan BBJP dari Jakarta. Ia menegaskan, PLN berkomitmen dalam transisi energi di Indonesia melalui peningkatan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Hal itu telah dilakukan dengan berbagai inisiatif, misalnya PLN sudah membuat roadmap untuk beralih ke energi hijau sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Adapun, targetnya adalah 51,6 persen tambahan pembangkit berbasis EBT atau sekitar 20,9 gigawatt (GW) hingga 2030, termasuk mengunakan BBJP dari hasil pengolahan sampah sebagai co-firing PLTU.
"Secara prinsip, kami ingin memastikan kehidupan generasi masa depan lebih baik lagi. Salah satu yang dilakukan saat ini adalah dengan mengatasi pemanasan global atau efek rumah kaca melalui transisi energi dari fosil ke energi terbarukan. BBJP ini adalah bagian dari energi terbarukan karena nol emisi. Sehingga, BBJP ini dapat menjadi salah satu solusinya," pungkas Darmawan.
Baca Juga: Gedung Menara Danareksa Diresmikan, Erick Thohir Sebut Hasil Kerja BUMN Karya Rapi
Artikel Terkait
Gedung Menara Danareksa Diresmikan, Erick Thohir Sebut Hasil Kerja BUMN Karya Rapi
Erick Thohir: Danareksa Cari Skema Property Fund Jelang Pembongkaran Area Monas Jadi City Center Baru
Kabar Jakarta: Kerap Bikin Air Hujan Meluap, Saluran Air Di Pasar Baru Dikeruk
Kabar Jakarta: Wuih Masih Bisa Panen Padi 32,5 Ton di Ibukota, Sawahnya Ada di Kelurahan Semanan
Kabar Jakarta: Pasar Kwitang Dalam Dibangun, Bakal Nampung 156 Tempat Jualan